Menurut anak gaul barang baik dianggap aneh, yang jelek dimuliakan. Contohnya nih, penulis pernah mengalaminya. Saat sahabat pondokku kuajak jalan-jalan ke suatu Mall, ia sedang memakai peci saat itu. Entah kenapa, banyak mata yang menyorot kami berdua. Mereka yang menyoroti kami pun berbisik-bisik membicarakan kami. Kami dianggap aneh oleh mereka.
Ini loh! Gaul ala Islam,. :D |
Maka dari itu, pakai saja prinsip "Gaul ala Islam". Bagaimanakah? Yaitu dengan berusaha meneladani sikap-sikap yang positif dari sosok teristimewa se-jagat raya, Rasulullah. Menghormati yang tua, menyayangi yang muda, dan jutaan sikap positif lain dari Rasulullah. Kalau kita analogikan, jika kita ikut-ikutan anak muda yang gaul salah pengertian, otomatis kita akan kembali ke zaman jahiliyah, zaman kebodohan. Otomatis "anak muda yang gaul salah pengertian" pikirannya gak malah maju, tapi flashback ke alur sejarah yang penuh kebodohan. Sedangkan "Anak Gaul ala Islam" mengikuti alur majunya, yaitu keemasan Islam setelah adanya zaman kebodohan.
Katakan pada mereka bahwa "anak modern sejati" adalah anak yang gaul ala Islam. Yang mengikuti jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah. Janganlah "gengsi" terhadap orang lain. Gengsi kalau nggak berangkat sekolah pakai mobil, gengsi kalau nggak punya HP, gengsi kalau nggak punya pacar. Udahlah, santai saja. Gak usah sok modern. Malah sikap-sikap gengsi itu yang nggak modern. Rasulullah pun tidak gengsi kalo nggak pakai baju mewah, beliau hanya berbajukan kain yang sederhana. Tapi, beliau tetap disanjung lho oleh kawan maupun lawan.
Be the "Gaul ala Islam" teenagers!
HMPS TI Unikama
1 komentar:
okok
Posting Komentar