Translate

Home » , , , , , , » Budaya Kekanak-kanakan di Indonesia

Budaya Kekanak-kanakan di Indonesia

Tentunya, saat kita masih mengalami masa-masa keemasan kita, terutama bagi warga Tanah Air, tidak asing lagi dengan permainan-permainan tradisional ashlun fil Indunisiyah. Seperti nekeran, gangsing, petak umpet, layangan, mercon bumbung, bahkan ekspedisi pencarian welut di sawah. Dulu, permainan-permainan mengasyikkan ini sering dimainkan oleh kalangan anak-anak di Indonesia. Tetapi, seiring perkembangan zaman dan pengaruh budaya barat yang kurang baik, banyak anak-anak Indonesia yang lupa bahkan tidak tahu menahu tentang budaya-budaya asli kita.

Terutama bagi anak-anak yang hidup di perkotaan. Umumnya, mereka lebih suka main game Facebook dan aplikasi-aplikasi menarik lain daripada main layangan atau nekeran. Menurut mereka, permainan-permainan tersebut jadul bin katrok. Tetapi, menurut penulis pendapat mereka itu kurang tepat. Justru, permainan-permainan jadul itulah yang benar-benar permainan yang baik. Karena dapat melatih kreatifitas kita, membuat kita aktif, dan cinta alam. Memang, aplikasi-aplikasi yang ada di beberapa komputer, iPad, dan lain-lain sangat menarik. Tampilannya dapat membawa kita ke imajinasi yang tak terhingga. Tetapi, kelemahannya ini dapat menurunkan kesehatan kita. Membuat badan kita pasif. Jika kita terlalu menteleng di depan komputer dan memainkan game, otomatis badan kita akan diam selama mungkin sehingga saat kita sadar dari imajinasi game kita, tubuh kita akan terasa sakit.

NB: Tahukah kalian, survey membuktikan bahwa kebanyakan anak-anak
Indonesia, saat pelajaran keterampilan, mereka pasti menggambar
pemandangan sawah, gunung, burung-burung di langit, dan matahari
yang berada diantara dua gunung.
Saran penulis, bagi orang tua yang mungkin membaca artikel ini, usahakan putra-putri anda diberi pengetahuan tentang "Game-Game Jadul". Buanyak sekali lho, diantaranya yang telah penulis sebutkan tadi. Tapi, jangan cuma permainan, berikan lagu anak-anak yang sesuai porsi mereka. Seperti Balonku, Bintang Kecil, Naik Delman, Potong Bebek Angsa, dan masih buanyak lagi. Jangan sampai diperdengarkan lagu-lagu dewasa yang baru-baru ini marak, karena itu dapat mempengaruhi psikologis anak.

Mari, kita usahakan untuk melestarikan budaya permainan, lagu-lagu, dan budaya asli Indonesia lainnya. Jangan sampai budaya kita terhapus di generasi-generasi lanjutan kita.

Bangun Indonesia lewat teknologi dan budaya langkanya!

HMPS TI Unikama
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar